Kamis, 24 Juli 2008

KEMISKINAN DAN ELIT POLITIK

KEMISKINAN DAN ELIT POLITIK
Data Akurat Angka KemiskinanMasalah kemiskinan di negeri ini ternyata bukan fakta yang diratapi. Tapi justru menjadi ajang politisasi dan ajang perdebatan wacana. Baru-baru ini Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2008 mempublikasikan data kemiskinan terbaru. Menurut Susenas, terjadi penurunan angka kemiskinan sebanyak 2,21 juta jiwa dari 37,17 juta jiwa menjadi 34,96 juta jiwa. Kita patut gembira atas hasil survei tersebut. Gembira karena ternyata kemiskinan yang terus berupaya diminimalisasi oleh pemerintah semakin mendekati kenyataan.

Seharusnya hasil survei tersebut menjadi concern kita bersama untuk terus mengupayakan agar angka kemiskinan tersebut semakin berkurang. Namun tampaknya hal tersebut masih jauh panggang dari api. Yang terjadi justru upaya politisasi dengan menggembar-gemborkan penegasian atas hasil survei tersebut. Para politisi mengiklankan kemiskinan sehingga terkesan semakin tinggi dengan harapan dapat mendelegitimasi pemerintahan SBY. Tak kalah anehnya, para pengamat (intelektual ?) juga melakukan hal sama dengan mengedepankan analisa tanpa data yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Kenyataan ini bisa menjadi preseden buruk bagi integritas politik dan intelektual. Beberapa pengamat dan politisi hanya melemparkan wacana dengan rangkaian analisa tanpa empati untuk mencari solusi.

Kita sepakat bahwa kemiskinan masih ada. Dan secara kasat mata kita menyaksikan susahnya orang mencari makan. Tapi kita tidak tahu secara persis, apakah fakta kemiskinan tersebut bertambah, tetap, atau justru berkurang. Di sinilah perlu data konkret melalui survei atau sensus. Kita tidak bisa menyimpulkan jumlah kemiskinan melalui analisa apalagi berdasarkan prasangka yang sarat dengan kepentingan.

Data angka kemiskinan yang dihasilkan oleh survei hanya bisa dianulir dan dibantah melalui survei juga dengan metodologi yang valid dan reliabel. Dan yang lebih penting lagi, adalah upaya kita yang sungguh-sungguh untuk menyelesaikan masalah kemiskinan melalui kerja nyata, bukan wacana apalagi prasangka. Masyarakat membutuhkan uluran tangan kita yang nyata. Bukan analisa yang hanya mengeruhkan suasana. Kalau kita semua concern dengan masalah kemiskinan, mari kita buktikan melalui kerja nyata kita. Dan kita tunggu kerja nyata para politisi dan pengamat yang selama ini hanya menggunakan angka kemiskinan untuk kepentingan politis dan "masturbasi" intelektual.
Sulama IntanJl. Buncit Raya, Mampang, Jakarta Selatan.Sulami65@yahoo.com

1 komentar:

infogue mengatakan...

artikel anda :

http://politik.infogue.com/
http://politik.infogue.com/kemiskinan_dan_elit_politik

promosikan artikel anda di www.infogue.com dan jadikan artikel anda yang terbaik dan terpopuler menurut pembaca.salam blogger!!!