Sabtu, 30 Agustus 2008

PEMILU 2009 ; TELITI SEBELUM MEMILIH

SURAT : UNTUK SAHABAT
JANGAN GADAIKAN BANGSA INI
KEPADA ORANG YANG TIDAK AMANAH


Pada Pemilu 2009 mendatang bangsa Indonesia dihadapkan dengan kenyataan bahwa begitu banyak saluran aspirasi politik, baik melalui parpol ataupun calon legislatif yang diusung. Hal ini menyebabkan begitu banyak janji-janji yang akan dikumandangkan. Masyarakat perlu diberikan pencerahan dengan cara yang kreatif dan edukatif, bukan dengan sogokan uang. Bagi masyarakat Indonesia, inilah saatnya menjadi dewasa dalam politik, membuka mata dan telinga lebar-lebar untuk pembelajaran politik.


Masyarakat harus dapat menilai secara kritis dan argumentatif parpol dan caleg pada pemilu mendatang. Hanya parpol yang aspiratif dan caleg yang berkualitaslah yang tentu dipilih rakyat. Masyarakat JANGAN mudah terperdaya dengan mimpi-mimpi yang ditawarkan selama masa kampanye nanti. "Sudah saatnya masyarakat untuk kritis terhadap pemimpinnya,". Dari 38 partai yang akan berlaga, baik partai baru maupun lama sama-sama menjanjikan harapan baru untuk lebih mensejahterakan masyarakat Indonesia.


Masyarakat harus mau membuka mata dan telinga terhadap politik. Sebab bila masyarakat tidak jeli dan membiarkan orang tidak amanah terpilih sebagai anggota legislatif, maka mereka berpotensi untuk menyalahgunakan kedudukannya. Untuk itu masyarakat harus selektif dan objektif dalam memilih partai politik dan calon anggota legislatif. Pilih parpol dan caleg yang memiliki program langsung menyentuh kepentingan rakyat dan dapat dikerjakan, bukan berisikan daftar keinginan yang sulit direalisasikan.
Hal ini mutlak dilakukan agar parpol dan caleg tidak terjebak dalam janji-janji kosong selama masa kampanye. Janji-janji seperti ini harus dihilangkan, karena janji kosong atau sulit direalisasikan bukan hanya tidak mendidik, tetapi sekaligus merupakan proses penipuan dan pembodohan terhadap rakyat.

FORUM PEDULI KEINDAHAN KOTA BANJARMASIN

Diawali pada acara Coffee Morning dikediaman H. Gusti Rusdi Effendi, pada tanggal 19 Agustus 2008. Dengan keinginan kuat untuk menjadikan kota Banjarmasin, menjadi kota yang bersih, hijau dan indah menuju Kota Kambang dan Kota Adipura. Beberapa Asosiasi yang peduli kebersihan dan keindahan kota mengikrarkan diri dihadapan H.A. Yudhi Wahyuni Walikota Banjarmasin, mendirikan sebuah wadah yang bernama Forum Peduli Keindahan Kota Banjarmasn.


Forum ini memiliki visi dan misi Mewujudkan Kota Banjarmasin Yang Bungas dan menjadi Kota Adipura. Untuk pertama kali, forum ini, ketua umum H. Hamdi yang juga selaku Kepala Dinas Tata Kota Banjarmasin, didampingi saya sebagai ketua harian dan Yulianto sebagai sekretaris kemudian bendahara dipegang Hj. Rosliana Tajudin. Adapun Pembina dipegang langsung oleh Walikota Banjarmasin dan Penasehat H.Gusti Rusdy Effendy selaku penggegas pembentukan forum ini, serta beberapa Kepala Dinas seperti Dinas Pertanian, Tata Kota, Pariwisata dan Bapedalda.

H.A Yudhi Wahyuni, Walikota Banjarmasin di dampingi H.Gusti Rusdy Effendy Tokoh Masyarakat Kalsel yang juga Pimpinan Banjarmasin Post Group dalam acara coffee morning sekaligus pembentukan Forum Peduli Keindahan Kota Banjarmasin.

Para Kepala Dinas Terkait Kota Banjarmasin, serius mendengarkan arahan Walikota dalam rangka upaya menjadikan kota Banjarmasin yang bersih, hijau dan indah menuju Kota Kambang dan Kota Adipura

PROFIL :
FORUM PEDULI KEINDAHAN
KOTA BANJARMASIN


Pada hari Selasa , 19 Agustus 2008, bertempat dikediaman H. Gusti Rusdi Effendi AR Pimpinan Umum Banjarmasin Post Group, Jalan Jafri Zamzam No. 03 Banjarmasin dalam rangkaian hari ulang tahun ke-483 Kota Banjarmasin dan ke-37 Harian Banjarmasin Post, digelar “ Coffe Morning “. Acara ini dihadiri oleh HA. Yudhi Wahyuni, Walikota Banjarmasin dengan segenap jajarannya, serta para undangan dari berbagai Asosiasi dibidang Lingkungan, Pertamanan, Tanaman Hias, periklanan dan Pengamat Tata Kota.

Pada acara tersebut, dibahas tentang bagaimana memperindah Kota Banjarmasin menjadi Kota Banjarmasin sebagai Kota Kambang, dan melalui gerakan dimaksud diharapkan Kota Banjarmasin menjadi Kota Yang Bersih, Hijau dan Indah. Adapun komitmennya ingin mendukung pemerintah Kota Banjarmasin memperoleh trophy kebanggaan dibidang kebersihan dan keindahan kota, yaitu Adipura.

Melaui potensi yang ada, khususnya Asosiasi dan Instansi terkait, atas prakarsa yang cerdas dan mulia oleh H. Gusti Rusdi Effendi yang juga dikenal sebagai pecinta lingkungan, kebersihan serta keindahan Kota. Pada hari itu para undangan sepakat membentuk dan mendirkan sebuah forum asosiasi yang diberi nama ; FORUM PEDULI KEINDAHAN KOTA BANJARMASIN, dengan tujuan ingin mewujudkan Banjarmasin Kota Kambang dan Kota Adipura.

Adapun kesepakatan tersebut, sebagai berikut ; ………..........................................................................

NAMA FORUM ASOSIASI :
FORUM PEDULI KEINDAHAN KOTA BANJARMASIN
VISI :
TERWUJUDNYA KOTA BANJARMASIN YANG BUNGAS
MISI :
-Turut Berperan Aktif Mewujudkan Kota Banjarmasin Meraih Adipura
- Menjadikan Kota Banjarmasin Menjadi Kota KAMBANG
- Menyatukan Gerak Langkah Asosiasi Dan Lembaga/Instansi Dalam Membangun Kota
- Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Dan Penciptaan Lapangan Pekerjaan
- Membangun Sentra Tanaman Hias dan Agrowisata.

PROGRAM KERJA

Program Kerja Jangka Pendek ;
- Administrasi dan keanggotaan
- Sosialisasi Organisasi
- Pelatihan dan Pengembangan dibidang lingkungan dan agrobisnis

Program Jangka Menengah ;
- Agro Expo Ulang Tahun Kota Banjarmasin
- Mendirikan dan mengelola Sentra Tanaman Hias
- Mengembangkan Wisata Agro

Program Jangka Panjang ;
- Mewujudkan Kota Banjarmasin Sebagai Kota Kambang dan Kota Adipura
- Mengadakan Lomba Lingkungan dan Taman Kota antar Instansi, Lembaga dan Badan Usaha
Swasta maupun Pemerintah
- Mengadakan Lomba Taman dan Gapura lingkungan perumahan


SUSUNAN PENGURUS


Pembina :
- Walikota Banjarmasin
- Ketua Tim Penggerak PKK Banjarmasin

Penasehat :
- H. Gusti Rusdi Effendi AR (B.Post Group)
- Drh. H. Rusmin, MS (Kadis.Bapedalda)
- Hesly Junianto,SH,MH (Kadis Pariwisata)
- Drh.H. Priyo E.W,MS (Kadis Pertanian)
- Ir.Bachtiar Noor (Pemerhati Perkotaan)
Pengurus Harian
Ketua Umum : H. Hamdi (Distako Kota Banjarmasin)
Ketua Harian : Ferry Fernanda (APTH)
Wakil Ketua : Bambang Sarojo (Asosiasi Periklanan)
Sekretaris : Yulianto (Dinas Pertanian)
Wakil Sekretaris : Marzuki (Distako)
Bendahara : Hj. Rosliana Tajudin (PAI)
Wakil Bendahara : Yani Prasetya Hadi (PAI)
Humas : Ir. Ahmad Rivai (APTHI)
SEKSI-SEKSI

1. Tata Kota Dan Lingkungan :
- Ir. M. Mahmud (Distako)
- Ir. Lily D (Bapedalda)
- Muslech Hidayat,ST. (Usaha Jasa Taman)

2. Penghargaan/Award & Lomba :
- Ir. A. Faruk (Distako)
- Ir. Rusmini (Dinas Pertanian)

3. Pameran Dan Promosi :
- Drs. H. Asli Noor Arif (ASPARTAN)
- Ir. A. Sukarsono (APTH)
- Jaya Sidhi (Kelompok Pedagang Tanaman Hias)

4. Pelatihan Dan Pengembangan :
- Lilyanti Oetama (APJI)
- H.M. Nawawi (Bisling)

Anggota ; Segenap Pengurus Dan Anggota Asosiasi.

Kamis, 28 Agustus 2008

SBY DEMOKRAT SEJATI

PENDEWASAAN BERPOLITIK

DALAM silaturahmi RI-1 dengan insan pers akhir Juli 2008, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menceritakan pengalamannya kalah dalam pemilihan wapres tahun 2001. Ketika itu ada lima kandidat: Hamzah Haz, Akbar Tandjung, Agum Gumelar, Siswono Yudhohusodo, dan SBY. Pada putaran kedua, calonnya tinggal Hamzah, Akbar, dan SBY. Ketika itu popularitas SBY dinilai terbaik sehingga diprediksi hasilnya juga demikian di MPR. Tapi, realitas mengatakan lain, mayoritas MPR tidak memilih SBY.



Maka keesokannya, pagi-pagi sekali, didampingi istrinya, Ani SBY, dan timnya ia menyatakan di depan wartawan, dirinya mengakui kekalahannya. SBY mengatakan proses kompetisi di MPR demokratis, sah dan benar. Kepada konstituen dan pendukungnya, SBY minta maaf karena tidak berhasil memenuhi harapan mereka. SBY juga meminta konstituen dan suporternya mendukung sepenuhnya wapres terpilih.



Banyak hikmah dan pelajaran penting yang bisa dipetik dari sepenggal dinamika demokrasi Indonesia di atas. Saat itu negeri ini baru keluar dari era otoriterisme Soeharto, sehingga banyak yang masih kagok, gagap, dan tak siap menyikapi situasi. Yang diperlihatkan SBY saat itu justru sikap respek, komit dan konsistensi seorang demokrat. Sebab, demokrat sejati adalah yang siap menerima secara wajar kekalahan yang dialami. Siap kalah, memberikan dukungan kepada pemenang, dan komitmen penuh pada demokratisasi.



Tapi, begitu seorang kandidat dinilai keterlaluan dalam menyerang lawan-lawan maka kandidat tersebut cepat meminta maaf, menetralisasi atau memberi klarifikasi yang cukup. Begitu pula ketika kemenangan sudah diraih seorang kandidat, maka kandidat-kandidat lainnya mengatakan kalah dan memberikan dukungan penuh kepada capres terpilih. Duh, indahnya... Itu yang diperlihatkan Hillary Clinton terhadap Barack Obama dalam persaingan konvensi Demokrat yang akhirnya dimenangkan Obama.



Di Indonesia, sikap yang dipertontonkan SBY di permulaan di atas, masih langka. Capres yang kalah masih belum rela mengakui kalah apalagi memberi selamat kepada capres terpilih. Begitu pula sekarang. Mari kita berefleksi dengan melihat realitas dan fenomena kompetisi politik kita hari ini. Pilkada ada di mana-mana, entah untuk bupati, wali kota, gubernur. Masih banyak politisi kita berpameo "permusuhan tiada akhir", berat menerima kekalahan. Tahun depan kita ikuti Pilpres 2009. Kita harapkan kemunculan para politisi berjiwa besar dan negarawan. Semoga demokrat sejatilah pemenangnya. (Disunting : rpohan@jurnas.com)

POLITISI BUSYET !!!

CATATAN KECIL UNTUK DEMOKRAT KAL-SEL

Seorang pemuda menyatakan kelelahannya pada tahun politik sekarang. Lelaki muda itu, sudah terlalu sering mendengar janji-janji yang dikemukakan kandidat, entah untuk kursi legislatif maupun eksekutif. Segala janji diumbar kandidat dari hal yang berbau proyek, pembangunan infrastruktur jalan, pendidikan maupun kesejahteraan masyarakat. Bahkan, hal-hal yang mustahil sekalipun diumbar kandidat. Ketika mahasiswa dulu, saya kerap mendengar plesetan begini: Politisi adalah ia yang bisa meyakinkan orang banyak tentang sesuatu yang sesungguhnya ia sendiri tidak yakin. Busyet. Perlengkapannya sederhana dan murah, bahasa kecap. Alamaaak.

Sudah dua pemilu berlalu, para politisi yang menduduki parlemen datang dan pergi, negeri ini tak berubah jadi lebih baik. Politisi asbun tidak peduli semua kondisi itu. Boro-boro merealisasi janji. Begitu pemilu atau pilegs usai, pihak kandidat atau orang-orang parpol dan pelbagai perangkat Tim Sukses sudah menghilang entah ke mana. Konstituen atau para pemilih yang menjadi penentu atau faktor duduknya para politisi tadi di parlemen, tertinggal di belakang. Kehidupan prihatin masyarakat tidak terangkat menjadi lebih baik. Pemilu ternyata hanya mengubah gaya hidup mereka yang memenangi kursi parlemen dan sama sekali tak ngefek ke konstituen dan daerah pemilihan tersebut.




Sepuluh tahun reformasi diiringi lengser keprabon Soeharto, politik kita belum tertata benar. Kebebasan dan reformasi melahirkan ekses-ekses yang tak diharapkan. Kewenangan DPR yang terlalu luas dan nyaris merampas kekuasaan atau kewenangan penting eksekutif bahkan yudikatif. Para politisi yang dikader dan dihasilkan parpol justru beringas sebagai mesin pencari duit di mana publik tertutup akses mengetahuinya. Belum lagi ormas-ormas tertentu yang terlalu narsis dan seolah-olah jadi penegak tunggal keselamatan dan keberlangsungan republik ini.




Sebenarnya kita hendak menuju kemana, katanya dalam suara lirih. (Disunting : menyelrpohan@jurnas.com)

INKANAS KAL-SEL

Saya dengan Brigjend Drs. Taufik Effendy, MBA selaku Ketua Umum Inkanas Pusat, yang juga Menteri Aparatur Negara dalam sebuah perbincangan.
Saya dengan Ketua Dewan Pembina Brigjend Halba Rubis Nugroha, sedang memberi pengarahan, dalam rangka keberangkatan atlit pada kejurnas di Bogor.


Penulis dengan segenap pengurus Inkanas Kalsel



Atlit karatedo junior usai melakukan peragaan menyambut Brigjend Drs. H.Taufik Effendy, MBA, ketua umum pusat Inkanas

Saya selaku Ketua Inkanans Kalsel sedang memberikan pengarahan pada ujian kenaikan tingkat.




Disiplin atlit selalu ditanamkan kepada para karateka. Agar meiliki jiwa yang sportif dan bertanggung jawab.





Para atlit karate sedang mendengarkan pengarahan dari Ketua Harian.




Rabu, 27 Agustus 2008

PROYEK PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN

Saya Dan Pimpinan Pondok Pesantren Modern Al-Istiqlal, Memohon Doa Restu Dan Dukungan Abah Anang ( KH. Anang Djazouly Seman) Selaku Dewan Ulama Pondok, Dalam Rangka Proyek Pengembangan Pondok Pesantren Di Plaihari Tanah Laut - Kalimantan Selatan.
Pimpinan Pondok Pesantren, Meninjau Lokasi Pengembangan Pondok Pesantren Terpadu Di Plaihari - Kalimantan Selatan.
Disinilah Insyaallah, Akan Kami Bangun Pondok Pesantren Terpadu. Dilokasi Ini Akan Dibangun Pondok Pesantren Terpadu, Pabrik Bioethanol Dan Peternakan Sapi Dengan Sistem Syariah Yang Sahamnya Bisa Dimiliki Masyarakat Luas. Zakat Dan Infak Bisa Disalurkan Pada BANK BRI SYARIAH : No. Rek. 711-33-41-3033-9


Hamparan Luas Tanah, Seluas 50 Ha Inilah Yang Akan Menjadi Harapan Santri Dan Kami Dalam Mendidik Dan Membina Sumber Daya Manusia Yang Berkwalitas Dan Beriman Dalam Rangka Membangun Negeri Yang Kami Cintai Indonesia.




Selasa, 26 Agustus 2008

APRESIASI DPR-RI UNTUK SBY

Anggaran Pendidikan Tercapai 20 %


Ini benar-benar terjadi: standing ovation setelah presiden menyampaikan pidato kenegaraannya di depan DPR pada tanggal 15 Agustus 2008. Itu dilakukan oleh berbagai fraksi di DPR, kecuali yang menyatakan diri sebagai oposisi. Yang terakhir ini bisa dipahami, karena itu sudah garis partai, walau dalam hati mungkin saja ingin ikut berdiri memberi apresiasi.Memang tidak biasa kita melihat standing ovation untuk pidato kenegaraan, bahkan untuk pidato apapun.


Bangsa kita sering kali pelit untuk memuji, dan lebih senang mengeritik. Padahal kritik dan pujian dua-duanya dibutuhkan untuk terus menyempurnakan diri. Kritik menyadarkan kita dari kemungkinan salah arah, sebaliknya pujian memantapkan kita melangkah maju pada arah yang tepat. Kritik semata hanya akan menjatuhkan semangat, sebaliknya pujian semata hanya menghasilkan kepercayaan diri berlebihan yang bisa jauh dari realitas. Yang tepat adalah kritik dan pujian diberikan secara pantas, sesuai situasi sebenarnya, secara obyektif.


Berikan kritik ketika kritik harus diberikan, berikan pujian ketikan pujian harus diberikan. Dengan kata lain, silakan mengkritik pemerintah ketika pemerintah melakukan kebijakan yang kurang tepat, tetapi akui pula jika pemerintah telah mengambil kebijakan yang tepat.Respons yang luar biasa dari anggota Dewan serta hadirin lainnya merupakan penghargaan yang memberi semangat bahwa arah kebijakan pemerintahan sudah benar, sudah tepat.


Ini menjadi inspirasi untuk terus menyempurnakan diri serta menghadapi tantangan berat ke depan. Bahkan sempat ada yang menghitung selama pidato tersebut terjadi 52 kali tepuk tangan. Tapi tepuk tangan itu pada dasarnya adalah tepuk tangan bagi seluruh bangsa Indonesia. Karena berbagai kemajuan yang disampaikan oleh Presiden SBY dalam pidato itu bukan hanya hasil kerja presiden dan pemerintah semata, tetapi juga adalah hasil kerja “gotong royong” seluruh komponen bangsa. Termasuk para gubernur, bupati, walikota, camat sampai kepala desa, para wakil rakyat di pusat maupun daerah, dunia swasta, masyarakat madani, kaum profesional, tokoh masyarakat, dan warga masyarakat secara keseluruhan.Bahwa yang melaporkannya adalah presiden, karena ia memang kepala negara dan kepala pemerintahan.


Tetapi kemajuan-kemajuan bangsa, apakah itu pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan merata, rasio utang luar negeri semakin menurun, utang kita kepada IMF dibayar lunas, cadangan devisa tertinggi sejak merdeka, angka kemiskinan dan pengangguran yang terendah nominal dan presentasinya sesudah Orde Baru, swasembada beras, terpenuhinya anggaran pendidikan 20% dari APBN, pemberantasan korupsi yang tak pandang bulu, ataupun berbagai program pro-rakyat, dan sebagainya, adalah milik kita semua, untuk kita semua.


Tantangan ke depan memang berat, tapi jika kita bekerja keras dan bekerja cerdas, insya Allah semua tantangan itu bisa kita atasi dengan baik. Jangan hanya bisa mengeluh, meratap, ataupun memaki-maki diri sendiri. Mari bersatu membangun negara, dengan semangat Indonesia Raya. Saatnya kita berdiri memberi tepuk tangan panjang untuk kita semua, lalu melangkah maju ke depan menuju masa depan gemilang.Simak kata-kata Bung Hatta yang dikutip Presiden SBY dalam pidato kenegaraan itu: “Hanya satu negeri yang menjadi negeriku. Ia tumbuh dari perbuatan, dan perbuatan itu adalah usahaku.” Dirgahayu Republik Indonesia. (Andy Mallarangeng)

WAKIL RAKYAT ATAU WAKIL PARTAI

SUARA RAKYAT SUARA TUHAN

Bagaimana parpol memposisikan calegnya terhadap rakyat pemilih, sangatlah variatif. Ada yang konsisten tegak lurus terhadap ketentuan UU Pemilu, ada yang menerapkan variasi 15 persen Bilangan Pembagi Pemilih (BPP), dan ada juga yang mengambil jalan kebijakan suara terbanyak.


Meski ada yang mengkritik sebagai kebijakan yang sekedar lipstick, cari muka, dan bahkan tidak konsisten dengan ketentuan UU Pemilu, kebijakan internal beberapa parpol untuk menerapkan pola suara terbanyak dalam tata cara penetapan calon terpilih adalah sebuah kemajuan demokrasi. Parpol-parpol tersebut, baik yang mendukung pola suara terbanyak sejak awal maupun yang belakangan, tengah berupaya mempraktekkan asas keadilan politik di tubuh partainya.




Pola suara terbanyak juga akan mendorong lahirnya politisi-politisi yang rajin turun ke bawah, berkomunikasi dengan masyarakat di daerah pemilihannya (dapil), serta serius berjuang untuk meyakinkan pemilih bahwa dia layak untuk dipilih sebagai wakil dan saluran aspirasi. Artinya, pola suara terbanyak akan menjadi obat yang mujarab untuk mengikis kultur politisi malas dan hanya keras berjuang untuk merebut nomor urut.




Yang lebih penting adalah prinsip menghormati suara rakyat. Kaidah moral demokrasi bahwa suara rakyat adalah suara Tuhan lebih terjamin dengan pola suara terbanyak. Bahwa yang menjadi musabab seseorang untuk duduk di kursi parlemen bukan nomor urutnya (yang lebih ditentukan oleh partai), tetapi adalah dukungan dan kepercayaan rakyat pemilih, secara langsung kepadanya.




Ketika nomor urut kehilangan kesaktiannya, maka sandaran masa depan politisi adalah rakyat pemilih. Pemilih benar-benar menjadi empunya demokrasi (pemilu) dan karena itu secara jelas menjadi kekuatan penentu bagi sukses tidaknya seorang politisi, dan bahkan partainya.
Dengan demikian, siapa yang duduk di kursi DPR dan DPRD adalah mereka yang dipercaya, dikehendaki dan dipilih oleh rakyat. Itulah yang kita sebut sebagai wakil rakyat. Tinggal lagi, apakah para anggota parlemen itu benar-benar mampu memainkan peran dan kiprahnya sebagai agregator dan artikulator kepentingan rakyat yang diwakilinya. Jika pun ternyata tidak mampu mewakili rakyat di dapilnya, rakyat bisa mengoreksi pada pemilu berikutnya dengan cara memilih yang lebih baik.




Mereka tidak sekedar wakil atau representasi politik bagi partainya, tetapi menjadi wakil dari rakyat yang memilihnya. Mereka memang harus tetap loyal dan tunduk kepada garis partainya, tetapi aspirasi dan kepentingan rakyat akan diperjuangkan dengan sepenuh hati. Dengan demikian, tidak ada lagi dikotomi antara wakil rakyat dan wakil partai. Wakil rakyat memang diberangkatkan dari partai. Miqat dari anggota parlemen adalah partai, tetapi mereka akan menjalankan misi utama partai, yakni melayani kepentingan rakyat sebagai panggilan hidup politisi sejati. Wallahu a`lam (Anas Urbaningrum)

Jumat, 15 Agustus 2008

PONDOK PESANTREN MODERN AL-ISTIQLAL

Para Pimpinan Pondok Pesatren Modern Al-Istiqlal, Foto Bersama Dengan Dewan Ulama Pondok Pesantren Modern Al-Istiqlal KH. Anang Djazouly Seman (Ulama Kharismatik Martapura)
Faesal Hoesain, SE Menerima Penghargaan Sebagai Donatur Dari Pimpinan Pondok Pesantren Modern Al-Istiqlal Bapak Ustad Supriadi, AG, SE.

Kunjungan Ir. H. Asfihani anggota DPR-RI Dapil Kalsel ke Pondok Pesantren Modern Al-Istiqlal, disambut Ust. Supriadi, Ag, Se pimpinan Pondok dan Penulis selaku penasehat Pondok Pesantren Modern Al-Istiqlal.


Santri Pondok menyambut anggota dewan yang sedang berkunjung dan sekaligus memberi batuan untuk pembangunan pondok.




Foto bersama dengan dewan guru dan santri SMK Pelayaran.




SBY NAIKAN GAJI PNS LAGI


Gaji PNS dan TNI/Polri Naik 15 Persen


Pemerintah akan menaikkan anggaran untuk gaji pegawai negeri sipil (PNS), TNI/Polri, dan pensiunan rata-rata 15 persen pada RAPBN 2009. Selain itu, akan ada gaji dan pensiun bulan ke-13 serta perbaikan sistem pembayaran pensiun. Demikian dikatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Pidato Kenegaraan serta Keterangan Pemerintah atas RAPBN 2009 Beserta Nota Keuangannya, di depan Rapat Paripurna DPR, Jumat (15/8) pagi.


“Selama empat tahun masa pemerintahan ini, pendapatan PNS golongan terendah telah kita tingkatkan 2,5 kali, dari Rp 674 ribu per bulan pada tahun 2004 menjadi Rp 1,721 juta pada tahun 2009,” kata Presiden SBY.Presiden mengatakan,dalam rangka memperbaiki kinerja birokrasi dan peningkatan kualitas pelayanan publik, pemerintah mengalokasikan anggaran belanja pegawai sebesar Rp 143,8 triliun atau naik sekitar Rp 20,2 triliun (16,4 persen) dari perkiraannya dalam tahun 2008.


“Kenaikan anggaran tersebut, antara lain, untuk memperbaiki penghasilan aparatur negara dan pensiunan melalui kenaikan gaji pokok dan pensiun pokok rata-rata 15 persen, serta perbaikan sistem pembayaran pensiun,” ujar Presiden SBY. Berdasarkan prioritas Rencana Kerja Pembangunan (RKP) 2009 dan mempertimbangkan tugas pokok dan fungsi Kementerian Negara/Lembaga, dalam RAPBN tahun 2009 terdapat beberapa kementerian/lembaga yang mendapat alokasi anggaran cukup besar.


Departemen Pendidikan Nasional direncanakan memperoleh anggaran Rp 52,0 triliun, Departemen Pekerjaan Umum Rp 35,7 triliun, Departemen Pertahanan Rp 35,0 triliun, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Rp 25,7 triliun. Lalu, Departemen Agama Rp 20,7 triliun, Departemen Kesehatan Rp 19,3 triliun, dan Departemen Perhubungan Rp 16,1 triliun.

PRESTASI SBY DIBIDANG PANGAN


Indonesia Swasembada Beras Untuk Pertamakali Sejak Orba

Untuk pertamakali sejak Orde Baru (Orba), Indonesia mengalami swasembada beras. Prestasi ini dicapai di tengah situasi ekonomi dunia yang tidak menentu. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan hal ini dalam bagian lain Pidato Kenegaraan serta Keterangan Pemerintah atas RAPBN 2009 Beserta Nota Keuangannya, di depan Rapat Paripurna DPR, Jumat (15/8) pagi, di Gedung DPR/MPR, Jakarta.


Mungkin fakta ini belum banyak diketahui masyarakat. Karenanya pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan kepada Sidang Dewan yang terhormat dan kepada seluruh masyarakat Indonesia bahwa, syukur alhamdulillah, pada tahun ini kita kembali mencapai swasembada beras,” kata Presiden SBY. “Ini adalah untuk pertama kalinya sejak masa Orde Baru. Produksi beras kita kini lebih tinggi daripada konsumsi beras nasional.


Itulah sebabnya, juga untuk pertama kali sejak masa Orde Baru, harga beras kita lebih rendah daripada harga beras internasional,” ujar Presiden, disambut aplaus panjang peserta sidang paripurna.Presiden SBY mengatakan, surplus beras ini harus dipertahankan, bahkan ditingkatkan. “Dalam suasana krisis pangan global ini, kita harus memperkuat stok pangan nasional kita.


Pemerintah telah menetapkan bahwa stok beras nasional ditingkatkan hingga mencapai 3 juta ton, dari sebelumnya hanya 1 juta ton. Barulah setelah itu, kita berbicara tentang kemungkinan ekspor beras. Stok beras yang kuat ini akan menjamin ketahanan pangan kita, sekaligus stabilitas harga beras pada tingkatan yang terjangkau oleh masyarakat luas,” ujar Presiden SBY. Yang penting, lanjut Presiden, dalam kondisi yang sulit ini kita harus menghindari sikap saling menyerang dan menjatuhkan demi tujuan politik sesaat. "Sebaliknya, kita justru harus optimis dan dapat bekerjasama bahu-membahu mengubah krisis menjadi peluang, demi kebaikan rakyat Indonesia," Presiden menegaskan. (win)

BAITUL TANWIL AL-ISTIQLAL


PONDOK PESANTREN MODERN“ AL – ISTIQLAL “ BANJARMASIN
KEMBANGKAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH MELAUI ZAKAT

Diantara konsepsi ajaran Islam yang memiliki dimensi ganda, spiritual dan material adalah ajaran tentang “ Zakat “. Secara sederhana Zakat mengambarkan perhatian ajaran Islam terhadap perekonomian umat. Kewajiban untuk memberikan sebagian harta dari pemilik harta yang berlebih kepada umat yang berkekurangan, merupakan cerminan dari perhatian Islam terhadap kesejahteraan social ekonomi masyarakat.

Untuk itu melalui Lembaga Keuangan Islam, seperti Baitul Tamwil Al- Istiqlal“BTA” potensi ZIS (Zakat, Infak, dan Sedekah) dapat dikembangkan menjadi kegiatan produktif dalam menumbuhkan perekonomian untuk peberdayaan ekonomi serta mensejahterakan umat

Menjawab tantangan tersebut, Pondok Pesantren Modern Istiqlal Banjarmasin mendirikan Lembaga Keuangan Mikro BTA “ Al Istqlal “ Modal awal dari BTA ini direncanakan dialokasikan sebesar 50 juta,terdiri dari setoran awal Bp. Hariadi Sadono Jakarta dan dana murni dari pengurus, anggota serta santri baik berupa tabungan , setoran modal maupun ZIS. BTA juga menerima Zakat, Infak dan Sedekah dari masyarakat yang ingin turut mengembangkan BTA ini,

Kamis, 14 Agustus 2008

SERATUS HARI AYAHDA TERCINTA


Seratus hari telah berlalu ketika untuk terakhir kalinya kami memandang wajahnya yang tenang dan damai, melepaskannya untuk selama-lamanya, menghadap kembali kehadirat Allah SWT. Telah banyak kenangan indah yang ditinggalkannya. Pengabdian dan kesetiannya kepada keluarga yang dicintainya. Tabah, teguh dalam menghadapi segala cobaan dan penuh rasa syukur atas segala karunia Allah yang selalu menjadi pegangan hidupnya.


Kini tiada lagi yang dapat kita berikan kepadanya, sebagai balasan atas semuannya yang ditinggalkan bagi kita, kecuali doa. Mohon kepada-Nya agar diampuni dosanya dan diberikan tempat yang layak disisi-Nya. Amin

Acara Doa Bersama Panti Asuhan Ashabul Kahfi dan Warga Pada Acara Seratus Hari Ayahnda Tercinta.


Disinilah kami sering melakukan sholat, berzikir bersama santri pondok pesantren dan anak panti asuhan.