Kamis, 28 Agustus 2008

POLITISI BUSYET !!!

CATATAN KECIL UNTUK DEMOKRAT KAL-SEL

Seorang pemuda menyatakan kelelahannya pada tahun politik sekarang. Lelaki muda itu, sudah terlalu sering mendengar janji-janji yang dikemukakan kandidat, entah untuk kursi legislatif maupun eksekutif. Segala janji diumbar kandidat dari hal yang berbau proyek, pembangunan infrastruktur jalan, pendidikan maupun kesejahteraan masyarakat. Bahkan, hal-hal yang mustahil sekalipun diumbar kandidat. Ketika mahasiswa dulu, saya kerap mendengar plesetan begini: Politisi adalah ia yang bisa meyakinkan orang banyak tentang sesuatu yang sesungguhnya ia sendiri tidak yakin. Busyet. Perlengkapannya sederhana dan murah, bahasa kecap. Alamaaak.

Sudah dua pemilu berlalu, para politisi yang menduduki parlemen datang dan pergi, negeri ini tak berubah jadi lebih baik. Politisi asbun tidak peduli semua kondisi itu. Boro-boro merealisasi janji. Begitu pemilu atau pilegs usai, pihak kandidat atau orang-orang parpol dan pelbagai perangkat Tim Sukses sudah menghilang entah ke mana. Konstituen atau para pemilih yang menjadi penentu atau faktor duduknya para politisi tadi di parlemen, tertinggal di belakang. Kehidupan prihatin masyarakat tidak terangkat menjadi lebih baik. Pemilu ternyata hanya mengubah gaya hidup mereka yang memenangi kursi parlemen dan sama sekali tak ngefek ke konstituen dan daerah pemilihan tersebut.




Sepuluh tahun reformasi diiringi lengser keprabon Soeharto, politik kita belum tertata benar. Kebebasan dan reformasi melahirkan ekses-ekses yang tak diharapkan. Kewenangan DPR yang terlalu luas dan nyaris merampas kekuasaan atau kewenangan penting eksekutif bahkan yudikatif. Para politisi yang dikader dan dihasilkan parpol justru beringas sebagai mesin pencari duit di mana publik tertutup akses mengetahuinya. Belum lagi ormas-ormas tertentu yang terlalu narsis dan seolah-olah jadi penegak tunggal keselamatan dan keberlangsungan republik ini.




Sebenarnya kita hendak menuju kemana, katanya dalam suara lirih. (Disunting : menyelrpohan@jurnas.com)

Tidak ada komentar: