Senin, 30 Maret 2009

SBY BENTUK TANGGAP DARURAT UNTUK SITU GINTUNG

Dalam tinjaunya ke lokasi tragedi jebolnya tanggul Situ Gintung, SBY langsung memerintahkan kepada jajaran kabinetnya untuk melakukan upaya pertolongan dan segera membentuk Tanggap Darurat.
Sby didampingi JK wakil presiden dan menteri terkait, melakukan peninjauan ke Situ Gintung.

Kondisi jalan yang macet terpaksa SBY menggunakan Kendaraan PM menuju Lokasi Situ Gintung.







Rabu, 18 Maret 2009

MALU KEPADA RAKYAT

Dengan Bu Mega sendiri?


Meskipun sekarang saya belum bisa berkomunikasi secara baik dengan beliau,saya tidak pernah mengangap beliau adalah musuh abadi. Ini bukan lip service,tetapi tulus dari hati saya. Tahun ini Bu Mega tentu akan menjadi rival atau kompetitor saya yang relatif tangguh. Dan hampir pasti kompetisi akan sangat keras.Tapi, sekali lagi, tidak sepatutnya kami berdua harus bermusuhan sepanjang masa.Tidak arif. Malu kita kepada rakyat.

MEGA TENTANG BLT

Bu Mega, akhir-akhir ini mengkritik pedas kebijakan BLT sebagai “mendidik kita untuk menjadi bangsa pengemis”.




Apa tanggapan Pak SBY ? ; Tidak ada satupun kebijakan yang mendapatkan dukungan 100%. Selalu ada pro-kontranya.Ini terjadi di negara mana pun. Toh saya harus memilih di antara opsiyang tersedia, yang telah kita pikirkan masak-masak, untuk menjadi kebijakan.Alasannya jelas. BLT, atau cash transfer hanya diberikan kepada golonganmasyarakat yang sungguh mengalami beban hidup yang berat akibat kenaikanBBM ini. Inipun sementara sifatnya. Dewasa ini, ada bermacam-macam bentuk bantuanyang pemerintah berikan untuk meringankan beban keluarga miskin dansetengah miskin.




Tentang “mendidik sebagai bangsa pengemis”?Istilah itu menyakitkan. Saudara-saudara kita yang miskin itu tidak ada yang maumenjadi pengemis. Karena terpaksa, dan memang sungguh memerlukan, merekamenerima BLT itu. UUD 1945 mengamanatkan kepada negara untuk membantufakir miskin. Agama juga mewajibkan pemeluknya untuk membantu sesama yang sedang mengalami kesulitan.



BLT ini juga diberikan di negara-negara maju,meskipun dengan istilah yang berbeda-beda, seperti di Jepang, Amerika Serikat,Meksiko, Iran dan negara-negara lain. Apa pemerintah di negara-negara itu mendidikbangsanya untuk menjadi bangsa pengemis? (Jurnas 2009)

Rabu, 11 Maret 2009

SBY DIMATA MASYARAKAT


Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merupakan calon presiden terpopuler pada Pemilihan Umum 2009. SBY dipilih 46 persen responden, mengungguli Megawati Soekarnoputri yang dipilih 17 persen responden, Sri Sultan Hamengku Buwono X 4,7 persen, dan Wiranto 4,6 persen. Jusuf Kalla (JK) hanya didukung 1,9 persen.


Hal itu merupakan hasil survei bersama Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Pusat Kajian Politik Fisip Universitas Indonesia (Puskapol UI), dan Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) yang diumumkan di Jakarta, Rabu (11/3).


Peneliti CSIS, Sunny Tanuwidjaja, mengatakan SBY terlihat sangat populer karena ia mampu membangun persepsi keberhasilan pemerintah terhadap publik. "Ketika seseorang memilih SBY, ia tidak lagi melihat apa yang ditawarkan oleh SBY, melainkan melihat apa yang telah dilakukan SBY," kata Sunny. Selain itu, pengeluaran biaya iklan yang sangat besar juga sangat membantu membangun popularitas dan elektabilitas SBY.


Survei menunjukkan peta dukungan calon presiden mengerucut ke SBY dan Megawati. "SBY masih unggul cukup jauh dari Megawati, sedangkan nama-nama lain termasuk Wiranto, Hidayat, dan JK belum memperoleh suara yang signifikan," katanya.
Pengamat politik LIPI, Syamsuddin Haris, mengatakan tingkat elektabilitas SBY masih relatif tinggi dibanding calon presiden lainnya. "Meskipun JK makin lincah melakukan menuver, tapi belum signifikan mendapat dukungan."

1998 - 2008


10 Tahun Terakhir yang Membanggakan
Dalam 10 tahun terakhir (1998-2008), pembangunan di Indonesia mengalami kemajuan signifikan. Pertumbuhan ekonomi, misalnya, pada tahun 1998 minus 13.1 persen. Pada SBY tampil sebagai Presiden, tahun 2004, pertumbuhan ekonomi naik pesat menjadi 5.1 persen. Dan tahun 2008 diproyeksikan sebesar 6,4 persen. Cadangan devisa yang semula 33.8 miliar dolar AS, pada tahun 2008 naik menjadi 69.1 persen.
Tingkat kemiskinan juga terus berkurang. Pada tahun 1998, angka kemiskinan mencapai 24.2 persen. Pada masa awal Presiden SBY, tingkat kemiskinan ini turun menjadi 16.7 persen. Dan pada 2008 tinggal 15.4 persen dari total penduduk Indonesia.
Utang kepada Dana Moneter Internasional (IMF) dipangkas habis pada masa pemerintahan SBY. Tengok saja, pada tahun 1998, utang Indonesia kepada IMF sebesar 9.1 miliar dolar AS. Pada tahun 2006, dua tahun setelah memimpin Indonesia, Presiden SBY berhasil melunasi seluruh utang kita sebesar 7.8 miliar dolar AS.
Selengkapnya, lihat data-data laju pembangunan Indonesia 10 tahun terakhir berikut. Data-data ini berasal dari BPS.