Senin, 10 November 2008

HARGA BBM TURUN

KOMITMEN SBY UNTUK UNTUK MENGURANGI BEBAN RAKYAT

Jakarta: Pemerintah memutuskan untuk menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium sebesar Rp. 500,-/liter, dari Rp. 6.000,-/liter menjadi Rp. 5.500,-/liter. Harga baru tersebut mulai diberlakukan tanggal 1 Desember 2008, dengan penetapan peraturan menteri Energi dan Sumber Daya Mineral yang akan diterbitkan.


Usai diterima Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hari Kamis (6/11) sore, Plt Menko Perekonomian Sri Mulyani didampingi Menteri ESDM Purnomo Yusgihantoro dan Jubir Presiden Andi Mallarangeng mengatakan, "Penurunan harga ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk betul-betul mengurangi beban masyarakat dengan berbagai instrumen maupun sumber daya yang dimiliki,” kata Sri Mulyani.

"Penurunan harga BBM jenis premiun ini, menyikapi perkembangan harga minyak mentah internasional yang terus menurun dalam beberapa bulan terkahir ini, bahkan mencapai sekitar 65 Dolar AS/barel, dan menangkap aspirasi yang berkembang di masyarakat, baik itu di DPR, pelaku usaha, pengamat, masyarakat umum, terutama mereka –mereka yang selama ini merasakan beban ekonomi akibat kenaikan harga komoditas yang terjadi selama 10 bulan pertama ini dan permohonan agar pemerintah menimbang harga BBM yang selama ini berlaku," lanjutnya.

”Selain itu juga adanya gejolak ekonomi global baru yang sekarang ini terjadi, yang sudah pasti menyebabkan melemahnya perekonomian global dan bisa berdampak pada perekonomian nasional. Oleh karena itu perlu melakukan antisipasi atau menetralisir dampaknya agar bisa mengurangi beban ekonomi dunia usaha dan masyarakat. Maka pemerintah merespon perkembangan berbagai indikator dan suasana tersebut, dan dengan mengevaluasi masukan berbagai pihak serta melihat terutama kondisi APBN baik tahun 2008 dan 2009, pemerintah memutuskan harga premiun sebesar Rp. 500,-/liter, yaitu harga berlaku sekarang sebesar Rp. 6.000,-/liter menjadi Rp.5.500,-/liter,” jelas Sri Mulyani.

”Adapun harga BBM bersubsidi lainnya yaitu solar dan minyak tanah saat ini tidak mengalami perubahan, karena perbedaannya dalam harga perekonomian masih sangat tinggi. Saya ingin menekankan bahwa harga premiun Indonesia dibandingkan semua negara di kawasan Asia masih yang termurah, apalagi sekarang. Bahkan dengan Malaysia, di mana sering diberitakan menurunkan 4 kali lipat BBM, tapi kita masih lebih murah di Indonesia,” kata Sri Mulyani.

Menurut Sri Mulyani , penurunan hargan BBM jenis premium ini diharapkan dapat meningkatkan dan memperbaiki daya beli masyarakat menggairahkan dunia usaha serta menjadi alat untuk melakukan counter siklus dari perekonomian yang diperkirakan melemah karena adanya krisis ekonomi dunia terhadap perekonomian nasional.

"Dalam pelaksanaan perkembangan harga BBM, pemerintah akan memantau secara berkala termasuk perkembangan berbagi indikator yang mempengaruhinya, seperti harga minyak mentah itu sendiri, nilai tukar rupiah, dan perkembangan volume konsumsi BBM masyarakat dan dunia usaha didalam perekonomian. Pemerintah juga akan melakukan evaluasi setiap bulan terhadap harga BBM premium tersebut. Dengan demikian pergerakan harga premium secara bulanan akan bisa merefleksikan nilai atau harga dari BBM tersebut, namun tetap bisa didanai terutama APBN 2009,” tambahnya.

”Hal-hal yang berkaitan alokasi subsidi BBM dan terutama penggunaan APBN tahun 2009 yang akan dimulai 1 Januari 2009, akan kami konsultasikan dan bahas lebih lanjut dengan DPR, baik oleh Menteri ESDM dengan Komisi VII DPR-RI, maupun kami di dalam panitia anggaran, atau bahkan Presiden sendiri akan melakukan komunikasi konsultasi dengan DPR mengenai kebijakan tersebut, dan terutama dampaknya terhadap APBN 2009 yang kita upayakan untuk bersifat netral artinya tidak akan menyebabkan postur APBN 2009 mengalami perubahan,” kata Sri Mulyani. (win)



Tidak ada komentar: