Kamis, 04 September 2008

MEMAKNAI HAKEKAT SABAR

SABAR DAN SHALAT

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur, yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat. Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus, ada yang bersyukur ada pula yang kafir”. At-Insaan (76):2.3

Arti Hidup ; hidup didunia adalah babak prakualifikasi untuk menentukan tempat kita kelak diakhirat. Manusia yang paling taat kepada-Nya, akan menempati tempat yang paling menyenangkan, dan sebaliknya, manusia yang selalu ingkar kepada-Nya akan mendapat tempat yang jelek. Oleh karena itu, Allah tidak akan pernah berhenti menguji manusia (Al-Ankabut:2)

Bila ada orang yang berlaku zalim, maka hal ini sebenarnya merupakan perwujudan dari ujian Allah karena kita diberi mata dan telinga. Karena itu bangunkanlah kesadaran kita akan hal ini, agar kita dapat bertindak sesuai perintah Allah. Lawanlah amarah yang muncul dengan mengingat firman Allah, bahwa orang yang dapat menahan hawa nafsunya surgalah tempat tinggalnya (An-Naazi’aat 41)

SABAR ITU TIDAK ADA BATASNYA

Yang dimaksud sabar ialah menahan diri (pada saat menerima musibah atau pun pada waktu mampu berbuat) untuk tidak bertindak mengikuti hawa nafsu yang bertentangan dengan peraturan Allah (Al-Qur’an) dan petunjuk Rasulullah SAW (Hadits). Bila kita merasa dilecehkan atau dizalimi, maka janganlah kita balas dengan hal yang sama, karena itu akan dapat mengakibatkan putusnya persaudaraan, sedangkan memutuskan tali silaturahmi itu menurut Al-Qur’an jelas-jelas sangat dimurkai Allah.

Sesungguhnya sabar itu adalah salah satu perintah Allah, maka lakukanlah sabar dengan penuh kesadaran (niat), bahwa ini adalah perintah Allah yang harus ditaati dan dilaksanakan, sebagaimana halnya kita ikhlas mengerjakan shalat. Indikator keberhasilan pelaksanaan sabar adalah rasa ikhlas. Jadi bila Nanda telah merasa bersabar, namun hatinya ternyata masih panas, maka berarti sabar belum dilaksanakan dengan benar. Yang Nanda lakukan sebenarnya adalah hanya terpaksa mengalah atau menerima, karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan.

Mari kita tingkatkan keimanan kita; bahwa segala sesuatu yang terjadi didunia ini dan yang menimpa kedalam diri kita, baik itu berupa kebaikan, maupun keburukan, itu semua atas se-izin Allah, yang diperhitungkan atas amal dan perbuatan kita sendiri. “ pada hakekatnya Allah menurunkan manusia ke dunia hanyalah semata-mata untuk duji. Oleh karena itu bila kita mendapat masalah janganlah panik, karena memang untuk itulah hakekatnya manusia diturunkan ke dunia !”.

“ SESUNGGUHNYA APABILA ALLAH MENCINTAI SESEORANG HAMBA, MAKA DIA TENGGELAMKAN HAMBA TERSEBUT KEDALAM COBAAN. BARANG SIAPA YANG TIDAK PERNAH MENGALAMI MUSIBAH, MAKA IA JAUH DARI KASIH SAYANG ALLAH ”.

Bila kita mampu bersabar dengan niat semata-mata hanya karena taat menjalankan perintah Allah, kemudian berserah diri kepada-Nya (Shalat), yakinlah bahwa kita telah berpegang pada pegangan yang kokoh.

Tidak ada komentar: